”Publik sangat mengapresiasi caleg yang tidak sekedar berjanji lewat kata-kata manis yang nyaring ditelinga. Jauh lebih terhormat, bila mereka berkenan & berani menyatakanya tertulis serta bermeterai. Caleg yang demikian wajar diapresiasi lebih. Bentuk apresiasi dimaksud adalah dengan menampilkan sosok mendalam sang caleg dalam edisi Seri KUPAS TUNTAS Mengenal Caleg 2009 Pro Rakyat”, ijrsh.
(Ratna Ariani Pro Rakyat)
Melayani Perempuan Di Semua Level
Seri KUPAS TUNTAS Caleg DPR-RI Pemilu 2009 (Bag. 1)
SEBAGAI putri sulung dari tujuh bersaudara, Ratna Ariani dibesarkan dalam didikan Katolik sejak kecil oleh ayah ibunya, keluarga Kaptin Adisumarto. Keluarga ini cukup terpandang sebagai Eksponen Katolik di Keuskupan Agung, Pengusaha, dan Kolumnis yang diperhitungkan di harian Kompas.
Ayahnya misalnya pernah dipercaya menjadi pimpinan dalam Panitia Penyambutan kunjungan kenegaraan Bapa Suci Paulus VI ke Jakarta. Walaupun demikian semangat kesetaraan dan keadilan sudah ditanamkan sejak kecil. Bahkan semangat penginjilan dari asrama putri Mendut dimana eyang putri dan semua budenya berasal rupanya menurun dalam dirinya. Sedangkan kebiasaan berpuasa dan bertirakat didapatkan dari ibunya yang keturunan Sastrosutaman dari Sawit – Solo.
Di Tengah Serigala
Perjuangannya dibidang politik pun tidak mudah. Tetapi almarhum ayahnya yang mantan seminaris serta didikan Pater Beek, selalu mengingatkan untuk tetap bertahan; bukan hanya demi mengusahakan kesejahteraan rakyat dan keadilan, tapi justru untuk mempersiapkan Indonesia yang lebih baik bagi anak-cucu kita.
Peran Keluarga
Kegiatannya sehari-hari saat ini jauh lebih padat daripada saat menjadi wanita karir dulu. Dulu sibuk hanya dengan urusan pekerjaan. Tetapi sekarang dia berjalan di 3 dunia, profesional, politik dan pelayanan. Tetapi herannya selalu ada suka cita di hati. Kalau dulu ia berhenti dan memilih pensiun dini karena ingin menjadi “istri yang cakap”; sekarang ia memutuskan tetap menekuni tiga dunia berbarengan agar bisa membawa lebih banyak istri-istri dan perempuan yang cakap untuk menjadi bagian dari Keluarga Indonesia Sejahtera. Bila berada dalam sistem pembuat kebijakan (parlemen) tentu akan lebih banyak lagi yang dapat dilakukan
(created by ijrsh, sbr kutipan : edisi 46/Majalah HIDUP/28 Desember 2008)